Friday, October 21, 2011

Koleksi kartu street fighter kesayangan

koleksi kartu street fighter waktu smp dulu nih.
semuanya di pack dengan rapi dalam album kartu yang didalamnya ada 15 lembar, dan per lembarnya bisa memuat 9 kartu (yang semuanya hampir penuh terisi, kalau gak salah ingat cuma ada 5 tempat kartu yang kosong)

jadi dulu itu lagi musim kumpulin kartu2 street fighter dimana ada 2 edisi (sekitar 2-3 lembar pertama adalah edisi yang 1, kw semua)
lembar2 selanjutnya adalah untuk edisi yang 1 lagi, dimana disini mix antara yang kw, ori, hologram dan double hologram.
jadi tingkatannya :
- kw paling jelek kartunya biasa aja
- ori bagus, kartunya terasa tebal dan warnanya terang
- hologram termasuk kw tetapi berwarna hologram gitu dan sebenarnya bisa dilepas untuk ditempel di tempat lain
- double hologram adalah kartu paling mahal dimana warnanya seperti hologram tetapi jauh lebih bagus, dan juga bisa dilepas untuk ditempel di tempat lain

album kartunya:


halaman pertama :


ada belasan kartu double hologram (dalam contoh ini ada 6) :


ada banyak kartu ori juga (dalam contoh ini yang chun li) :


jadi semuanya sekitar 9x15 = 135 kartu
dimana ada sekitar 5 tempat kartu kosong jadi 135-5 => 130 kartu

Tuesday, October 18, 2011

Dont they have any heart ?

very very sick...

Toddler run over by two vehicles, ignored by all but one trash collector
http://shanghaiist.com/2011/10/16/watch_toddler_run_over_by_two_vehic.php

This is the top story on Sina Weibo today, and it's FUCKED UP to the nth degree. On Thursday afternoon in Foshan, Guangdong province, a two-year-old toddler was run over by a van outside a hardware market. The first passerby, who is very likely to have witnessed what happened, walked around the girl, without even looking down to see what happened to her. Behind him was another man, who apparently also witnessed the accident, but decided to make a u-turn so he wouldn't have to come up close to the girl lying on the road. One cyclist took a brief look at the girl, but decided to cycle away as if nothing happened, and a fourth passerby also walked around the toddler.
At this moment, another van appeared in the scene, and the driver rolled over the girl for a second time, apparently not realising that there was a body on the ground. Within the next five minutes, a dozen or so bystanders would walk by the girl, who by this time was a bloody mess. They would maybe take a glance or two at her, then walk away. One woman, with her daughter in hand, walked briskly away when she realised there was another little girl lying on the ground.
A few precious minutes ticked by one after the other before someone decided to do something. A female trash collector saw the injured toddler, laid aside her day's collection, carried the girl to the side of the road to prevent her from getting run over by the next vehicle, and asked around to see who the girl belonged to. At this time, the girl's mother appeared, and rushed her to the hospital.
All of this was captured on a CCTV camera, and the girl's parents were inconsolable when they saw with their own eyes what had happened to their daughter. The driver of the second vehicle has since been apprehended by Foshan police, but the first driver who knocked down the girl remains at large. The vehicle plate number of the first van was, unfortunately, not visible from the footage because of the reflection. The girl remains in critical condition under intensive care, and her parents are now appealing to the eye-witnesses to step forward.
Seven minutes, 18 passersby, and not one person decided to lift a finger. The only Good Samaritan, as it turned out, was a trash collector. Somewhere in here is a parable of life.
UPDATE 1: The girl has passed away from her injuries.
UPDATE 2: Apparently media reports are wrong. The girl isn't dead and still remains under intensive care.

alamaakk-2-ahli-untuk-kasus-ipad-justru-gaptek-ipad

Bener2 cuma kejadian di indonesia :

http://www.detiknews.com/read/2011/10/18/013440/1746272/10/alamaakk-2-ahli-untuk-kasus-ipad-justru-gaptek-ipad
Jakarta - 2 Ahli untuk sidang iPad di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan mengaku tidak bisa mengoperasikan peranti pintar besutan Steve Jobs itu. Ahli tersebut yakni ahli Standardisasi Pemberdayaan Konsumen Kemendag Aman Sinaga dan staf ahli Dirjen Postel Kemenkominfo, Subagyo.

Keduanya menjadi ahli untuk terdakwa Charlie Sianipar yang diajukan jaksa Samadi Budisyam. Uniknya, Samadi juga menyatakan tidak bisa memainkan iPad. Klop !

“Saya tidak bisa, tidak pernah menggunakan iPad. Tapi melihat keponakan bermain, iya,“ kata Aman Sinaga kepada hakim Yonisman di PN Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Senin (17/10/2011).

“Saya tidak mengikuti perkembangan gadget terbaru. Itu bukan bagian kerja saya. Bagian saya dibagian sertifikasi, pekerjaan saya banyak. Kalau yang dibagian laboratorium yang khusus menangani uji sertifikat mungkin iya,“ timpal Subagyo usai sidang.

“Tidak. Saya tidak bisa main iPad. Tapi kalau anak-anak saya bisa main iPad,“ kata Samadi pada kesempatan berbeda.

Pengakuan Aman Sinaga dan Subagyo merupakan jawaban dari pertanyaan pengacara Charlie, Andi Simangunsong yang berniat menguji kepiawaian ahli. Sebab, berdasar keterangan 2 ahli ini di penyidikan Polda Metro Jaya, berkas perkara Charlie sampai masuk ke pengadilan.

Berikut kutipan dialog antara Andi Simangunsong dan Aman Sinaga:

Andi: Apakah ahli pernah melihat iPad?

Aman: Pernah. Tapi tidak pernah menggunakan. Kalau melihat keponakan, iya.

Andi: Pernah mengotak-atik iPad keponakan? " buru Andi.

Aman: Tidak.

Andi: Apakah ahli tahu, bahwa ada menu pilihan bahasa Indonesia dalam iPad?

Aman: Saya tidak lihat karena tidak pernah menggunakan. Saya cuma melihat dari aspek fungsi. Ada kalkulator, permainan, kamera. Dapat juga buat televisi pada suatu saat karena itu ada tunernya. Buat menelpon juga bisa karena ada tempat buat sim card telepon.

Andi: Apakah ahli tahu, ada buku panduan digital berbahasa Indonesia yang bila di print-out akan menjadi seperti ini? (Andi bertanya sambil menunjukan 209 halaman buku printout hasil download di website appple.

Aman: Saya tidak tahu. Saya baru lihat di pengadilan ini.

Sementara kepada Subagyo, terjadi percakapan yang sebagian kutipannya sebagai berikut:

Andi: Pernah lihat iPad buat telepon?

Subagyo: Pernah. Ada temen saya menelpon dengan iPad. Tapi saya lupa namanya. Pernah saya lihat, dia diaktifkan fungsi telepon itu. Karena ada tempat kartu telepon (sim card-red).

Andi: Sejak pertama kali keluar, apakah iPad sudah bisa buat menelpon?

Subagyo: Kalau ada alat komunikasinya, bisa. Itukan ada 3G, wifi, bluetooth.

Andi: Tahu fitur-fitur yang ada di iPad?

Subagyo: Tidak tahu. Saya tidak pernah membeli.
Sementara hakim juga sempat bertanya ke Subagyo. Berikut salah satu kutipannya:

Hakim: Samsung juga mengeluarkan itu, layar sentuh. Apa namanya?

Subagyo: Saya bukan ahli rekayasa. Yang baru dikenal baru iPad.

Hakim: Iya, tapi Samsung juga mengeluarkan, kan ?

Subagyo: Semua juga bisa buat layar sentuh. Jenis iPad macam-macam. Bedanya, kalau buatan Cina seperti Samsung menggunakan Android. Kalau iPad pakai Apple.

Melihat ahlinya terdesak, jaksa Samadi berusaha menginterupsi sidang.

"Pertanyaan sudah tidak sesuai dengan keahlian saksi. Saksi ini saksi ahli bukan ahli memakai," seloroh Samadi.
Mendengar silang pendapat tersebut, seorang hakim anggota Ida Bagus Dwiyantara angkat bicara. "Sudah cukup. Masih banyak sidang lain," ucap Ida Bagus dengan nada meninggi.

Sidang lalu ditunda hingga Rabu pekan depan untuk keterangan saksi yang lain.