Saturday, June 12, 2010

Tahukah anda jawabannya ? ;)

Anton, Badrul, dan Cecep pergi menginap ke sebuah hotel. Mereka meminta kamar dengan tarif termurah kepada resepsionis hotel. Kemudian resepsionis memberikan kamar standart dengan tarif Rp 300.000 per malam. Kemudian Anton, Badrul, dan Cecep masing2 mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk membayar biaya sewa kamar tersebut. Kemudian mereka diberikan kunci kamar dan pergi menuju ke kamar tersebut.

Beberapa saat kemudian, si resepsionis baru ingat kalau kamar yang di sewa oleh Anton, Badrul, dan Cecep tadi ada potongan harga sebesar Rp 50.000. Lalu resepsionis tersebut pergi menemui mereka untuk mengembalikan uang potongan dari biaya sewa kamar tersebut.

Lalu Anton menerima uang potongan tersebut dari si resepsionis. Lalu Anton berpikir "tadi kita kan ber-3 patungan untuk membayar uang sewa kamar. Sekarang aku menerima uang potongan Rp 50.000 tentu juga harus dibagi 3 dong biar adil. Tetapi bagaimana bisa Rp 50.000 dibagi 3 ya?". Setelah Anton berpikir sejenak, akhirnya dia mempunyai ide. Anton memberikan uang Rp 20.000 kepada si resepsionis sebagai uang jasa, dan sisanya Rp 30.000 dibagikan kepada dirinya sendiri (Anton), Badrul, dan Cecep yang masing2 mendapatkan Rp 10.000.

Logikanya adalah Anton, Badrul, dan Cecep awalnya masing2 mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk uang sewa kamar, kemudian pada akhirnya mereka bertiga menerima uang sebesar Rp 10.000 yang sudah dibagi rata dari uang potongan tarif kamar. Berarti Anton, Badrul, dan Cecep masing2 hanya mengeluarlan uang Rp 90.000 saja. Berarti total uang yang dikeluarkan oleh Anton, Badrul, dan Cecep adalah Rp 90.000 x 3 = Rp 270.000. Trus ditambah Rp 20.000 yang diberikan ke resepsionis, jadi total Rp 290.000 Padahal pada awalnya mereka mengeluarkan uang Rp 300.000. Jadi kemanakah uang Rp 10.000?

Friday, June 11, 2010

Just a thought :)

hari ini di fb membaca note yang cukup bagus.. yang kira2 isinya begini (maaf, agak diedit secukupnya biar anonym) :

-------------------------------------------------------------------------
Suatu saat kita akan ngumpul lagi, dan kali ini bukan ngumpul anak muda segereja lagi, tapi ngumpul saudara2 seiman kita yg ada seluruh dunia, dan kata UNITY in HIS calling bukan Cuma sekedar slogan belaka...

Dimana saat itu kita ga perlu cape lagi, kita ga perlu lagi pusing2 ngurusin acara, atau berlama2 rapat soal acara, ga usah bikin multimedia, ga usah bikin flip, ga usah pake kembang api, karena disana Cuma ada satu acara, yaitu acara “ sama-sama MEMUJI Tuhan”...

lalu disana ga perlu lagi pusing ngurusin registrasi, cape ngantri, ngabsen, cari boarding pass, atau ID card, karena kita semua sudah di TEREGISTER/TERCATAT, tinggal masuk aja...

Ga usah ribet soal kostum, soal turtleneck, soal scarf, atau soal penampilan karena pada saat itu penampilan kita semua sama (mungkin kita dapet sayap)...

Lalu saudara kita ga usah mahal2 sewa lighting karena tempat itu sudah TERANG BENDERANG oleh karena kemuliaan Tuhan...

Disana ga perlu lagi pusing2 mikirin masalah2 yang terjadi, masalah cape, masalah ujian, masalah kerjaan, masalah ga boleh pake music ini, ga boleh music itu, ribut2 karena beda pendapat, atau sakit hati karena celaan orang lain, karena di tempat itu TIDAK ADA LAGI MASALAH, tidak ada lagi duka dan air mata...
---------------------------------------------------------------------------------

note yang bagus...
disitu ditulis : "nantinya kalu dah ketemu Tuhan, semua orang gak ada bedanya, gak ada masalah, gak ada air mata, gak ada duka, dll)"

tapi pernah gak dipikir lebih lanjut ? lalu kita ngapain ? memuji Tuhan setiap hari ? really ? sepanjang hari kita nyanyi/memuji Tuhan (kok kaya robot ? gak boring ?), lalu selain itu cuma makan dan tidur ? atau gak perlu makan dan tidur ? gak ada nafsu/ambisi/dll... apakah saat itu kita bisa merasa bersyukur ?

seperti kata pepatah :
kita gak akan tau terang kalau gak ada gelap..
kita gak akan tau kebaikan kalau gak ada kejahatan..
kita gak akan bersyukur bisa nafas kalau gak ada orang yang mati karena gak bisa nafas....

lalu jika saat itu semua sama, gak ada yang mati, semua nafas (atau semua gak nafas), selalu terang setiap saat, semua baik, gak ada yang berduka, semua senang..
kelihatan ideal sekali.... sesaat terasa menyenangkan kalau dipikir di dalam dunia yang memang banyak dosa dan banyak duka ini...

tapi... kalau dipikir2 lagi.. hmm.. kok kayanya jadi gak seru ya ?? semuanya sama... gak ada yang berbeda... terasa membosankan....
dan apakah waktu itu kita masih bisa bersyukur karena gak ada perbandingan lagi (lihat pepatah diatas) ? benarkah saat itu seperti itu ? atau itu cuma angan2 manusia aja yang sekarang lagi menderita dan merasakan banyak ketidakadilan di dunia ?

well.. just a thought ;)

Tuesday, June 1, 2010

ToughBook

keren nih toughbook... tahan segala cuaca bahkan gak mempan dibakar... cuma masih muahalll banget...
moga2 nanti semua notebook kaya gini dan harganya ya jadi harga notebook standar.. kapan ya.. beli notebook 4-6 juta tahan api, dan tahan hujan (jadi gak usah kaya g repot2 kalu mau bawa laptop naek motor takut kehujanan.. mesti bawa plastik segala)...

sumber dari detik

Jakarta - Jika dibandingkan dengan merk lain, notebook besutan Panasonic memang memiliki keunikan tersendiri. Toughbook, komputer jinjing berlapis baja tersebut, mampu dioperasikan pada segala kondisi cuaca dan medan. Entah itu berdebu, hujan air, terbakar, hingga cuaca yang amat dingin.

Karena keunikannya itu, maka tidak heran jika PT Ander Cakra Buana sebagai distributor tunggal Toughbook di Indonesia memasarkan produk tersebut dengan harga jauh lebih tinggi jika dibandingkan merk lain.

"Harga untuk Toughtbook mulai dari USD 5000 hingga USD 8000 (sekitar Rp 77 Juta). Itupun masih biasa disesuaikan, bisa kurang dari 5 ribu atau malah lebih dari 8 ribu tergantung permintaan penggunannya," ujar Ricard Kartawijaya, President Direktur, Cakra Buana usai meluncurkan jajaran Toughbook, di Grand Hyatt Hotel, Selasa (1/6/2010).

Toughbook merupakan jajaran komputer jinjing Panasonic yang diklaim memiliki ketahanan hebat, bahkan hingga dibakar sekalipun. Meski telah hadir di Indonesia sejak 2006 silam, namun baru hari ini Panasonic merilis secara resmi produk tersebut ke pasaran.

"Sebenarnya Toughtbook sudah ada sejak 2006 silam, cuma kebanyakan pengguna di Indonesia langsung memesan dari Jepang ataupun Amerika. Baru sekarang Toughbook resmi di Indonesia berserta layanan purna jualnya," pungkas Richard.