Wednesday, January 21, 2009

Busway... solusi macet atau penambah macet ?

Busway....Sebuah proyek besar-besaran pemerintah yang katanya bisa mengurangi/menjadi solusi macet di Jakarta.
Benarkah ?

Belakangan ini busway sudah mulai beroperasi dimana-mana. Mulai tahun lalu (kalau gak salah ingat) busway dipaksakan serentak beroperasi di koridor-koridor yang sudah siap. Walaupun ketika pembangunan koridornya malah membuat jalanan bertambah macet, ketika busway pertama kali dioperasikan memang terasa bedanya kalau naik busway. Jalan dari ujung sudirman yang satu ke ujung yang lain bisa ditempuh cukup cepat (waktu itu dicoba kira2 15 menit, well, emang gak terlalu ujung ke ujung, cuma dari midplaza building ke bagian sudirman lain, yang mana kalau naik mobil sepertinya 30 menit pun belum tentu sampai). Tapi itu cuma dulunya, atau mungkin sekarang masih, tapi hanya di koridor-koridor tertentu.

Kenapa begitu ? Beberapa hal yang terlihat adalah :
- Koridor busway yang bertambah cukup pelan setelah busway beroperasi. Contohnya koridor yang melewati pluit sudah dibangun sejak dulu, tapi sampai sekarang belum beroperasi juga.
- Koridor busway yang rusak lagi-rusak lagi. Sepertinya bahan yang dibuat/kontraktor yang dipakai kurang bagus, atau mungkin perencanaanya yang kurang bagus. Entah faktor yang mana, tapi yang jelas, sangat terlihat pembatas koridor busway dengan jalan biasa banyak tercabut, hilang dan bahkan berserakan di jalan yang membahayakan kendaraan lain yang melintas.
- Jalan busway bukan jalan baru yang dibuat khusus, melainkan memakan jalanan yang lama. Sehingga terlihat jelas, busway bukannya mengurangi kemacetan, tetapi justru menambah kemacetan bagi pengguna kendaraan lainnya. Bagaimana tidak, jalanan yang tadinya bisa memuat 3-4 mobil, sekarang hanya tinggal 2 mobil saja karena sisanya diambil untuk busway (contoh nyata yang terlihat, adalah dari latumenten ke arah perempatan grogol, ataupun sebaliknya dari latumenten, ke jembatan yang mengarah ke pluit). Katanya sih, biar masyarakat kapok naik kendaraan pribadi, lalu pindah deh ke busway yang seharusnya lebih cepat. Tapi.... kenyataan menyatakan beda. Masyarakat masih lebih suka naik kendaraan pribadi dengan pertimbangan-pertimbangan seperti yang diterangkan di poin selanjutnya.
- Jalan busway sekarang umumnya bukan khusus untuk busway saja, tetapi seringkali dipakai oleh motor dan bus, bahkan kadang-kadang mobil pribadi pun berani melanggar dan melewati jalur busway. Hal ini menyebabkan sering terjadinya macet di jalur busway, sehingga kecepatan tempuh busway sekarang menjadi hampir sama dengan kendaraan biasa.
- Mungkin karena poin di atas pula, atau mungkin juga karena kurangnya jumlah busway yang beroperasi, sekarang di beberapa koridor sangat terasa bahwa mengantri busway sama saja lamanya (atau bahkan mungkin lebih lama dan kurang manusiawi) dibanding dengan naik kendaraan pribadi atau kendaraan umum seperti bus. Bisa dilihat dari surat pembaca di detik ini : http://suarapembaca.detik.com/read/2008/12/02/102204/1046398/283/jeda-datang-transjakarta-arah-kali-deres-lama atau yang ini : http://suarapembaca.detik.com/read/2009/01/14/114039/1068143/283/lima-bis-transjakarta-hanya-numpang-lewat-saja

Selain itu, sepertinya supir-supir busway juga diambil dari supir-supir angkot biasa yang suka ugal-ugalan di jalanan. Terlihat dari banyaknya arogansi busway yang tidak mau berhenti di lampu merah (http://suarapembaca.detik.com/read/2009/01/10/113746/1066094/283/membenarkan-transjakarta-menerobos-lampu-merah), atau suka tidak mau mengalah dengan kendaraan yang hendak memutar yang tentunya terpaksa memotong jalur busway, lingkungan busway yang juga kurang aman (http://suarapembaca.detik.com/read/2009/01/16/163621/1069714/283/pencopetan-terjadi-di-depan-petugas-pintu-transjakarta) dan lain sebagainya.

Jadi sepertinya kesimpulannya, busway tidak terlalu efek dalam mengurangi kemacetan di jakarta (walaupun mungkin memang membantu dan efek di beberapa koridor), dan malahan membuat masalah baru dimana-mana.

Jadi mungkin sebaiknya busway ditiadakan lagi ? Tapi beranikah pemerintah jakarta mengakui kesalahannya dan menarik kembali busway ? atau mungkin setidaknya menata kembali penanganan busway sehingga lebih baik, cepat, aman dan lebih menarik agar sesuai dengan tujuan awalnya yaitu agar pengendara kendaraan pribadi mau berpindah ke busway agar mengurangi kemacetan di jakarta. Kapankah hal ini bisa dilakukan ? Lagi-lagi jawabannya adalah.... entahlah........

No comments:

Post a Comment